Irigasi yang mengering yang mengalami kerusakan |
Pilubang, realita.com - Ratusan hektare sawah yang tersebar di Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman, mengalami gagal panen untuk yang kedua kalinya. Penyebabnya, banyak saluran irigasi yang rusak di beberapa kawasan membuat petani rentan gagal panen.
Warga pengarab sawah mengeluhkan rusaknya jaringan irigasi. Padahal,
sektor pertanian merupakan sektor penggerak ekonomi kerakyatan di daerah itu.
Petani menanam padi dengan cara tadah hujan, kini tidak bisa berbuat banyak
lagi apa yang mereka harapkan dari bertani.
Kini pupus sudah, ditambah lagi deraan pandemi Covid-19 yang
tak kunjung usai. Hal ini terlihat dari panulusuran media ini di kawasan
pertanian masyarakat Nagari Pilubang, Sungai limau, Sabtu (24/7) terlihat padi
yang tumbuh, mati dengan sendirinya dan rusak tidak mau tumbuh seperti
biasanya.
Penyebabnya di serang hama wereng, keong dan rusaknya saluran irigasi di kawasan petani tersebut. Para petani berusaha memanen padinya masih tersisa, miskipun buah padi kelihatan bernas, lebih banyak yang hampa atau tidak berisi.
Akibat kegagalan panen ini, warga mengalami kerugian
ratusan juta rupiah. Mereka tidak tau lagi, kemana harus mengadu, karena kondisi
situasi terkini. Mereka tidak dapat petunjuk dari instansi terkait, untuk
menanggulanginya.
Sedangkan untuk bercocok tanam kembali, mereka dihadapkan
dengan permasalahan yang sama. Petani kecil ini berharap kepada pihak
pemerintah, untuk keluar dari permasalahan yang mereka hadapai itu.
Mulyadi, petani di kawsan itu menyebutkan, dirinya tidak
bisa berbuat banyak. Apa yang ia harapkan dari bertani, kini pupus sudah. Ditambah
deraan pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai.
“Kamis sudah tiga kali panen, namun yang kami panen hari ini
sama dengan hasil belakang ini. Hal ini disebabkan hama wereng dan rusaknya
irigasi pertanian kami,” kata Mulyadi, Sabtu (24/7) di Kampuang Jua.
Ia berharap, kepada pihak pemrintah setempat untuk dapat
memikirkan dan mencari solusi terbaik bagi petani di daerah itu.
Sementara ketua kelompok petani di daerah itu, Hirwan
menyebutkan pihaknya tidak butuh dengan bibit, dan pupuk dan bantuan bentuk
lainya, pihaknya memerlukan saluran irigasi guna mengaliri air ke sawah sawah
kelompok yang ia kelola.
“Kelompok dan warga saya sebagai petani di Kampung Jua ini,
hanya butuh air untuk sawah. Artinya, saluran irigasi untuk petani mohon
diperhatikan. Sehingga petani di daerah ini tidak gagal panen lagi,” kata Hirrwan.
Sebagai walikorong Kampung Jua, Hirwan berharap kepada pemerintah setempat dan pengambil kebijakan, untuk dapat mengatasi permasalahan ini, agar petani kecil di daerah ini dapat keluar dari permasalahan ini. (suger)
Kondisi Sawah Masyarakat Yang Terlantar Karena Ketiadaan Irigasi |
Posting Komentar
0 Komentar